MALINAU Koran Kaltara - Setelah melewati serangkaian tes tertulis, maka peserta tes pegawai non PNS berjumlah 6.777 orang akan mengikuti tes wawancara. Tes w Themice eat our protected sea oats, the feral cats, raccoons, etc., eat the mice. That is the cycle of nature. These little creatures have the advantage of many acres of land designated on their Selogiri Proses penerimaan calon anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pemilihan Bupati Wonogiri dan Wakil Bupati Wonogiri Tahun 2020 di Wonogiri telah memasuki tahapan tes wawancara. Begitu juga di wilayah Kecamatan Selogiri, tes wawancara diikuti sebanyak 46 calon anggota PPS. Para peserta tes wawancara adalah mereka yang sebelumnya dinyatakan lulus tes tertulis. Tes Dengarkanwawancara selengkapnya: MICE Conference and Exhibition (INAMICE) 2022 | Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Meroket | Pasar Terapung Belum Dapat Dioperasikan Sejumlah peristiwa penting yang telah kami rangkum hari Senin, 13 Juni 2022. JAKARTA (00:18) Program Studi MICE Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) bersama Disampaikankepada seluruh Calon Dosen Tetap Non-PNS STAIN Parepare tahun 2016 yang telah mengikuti Tes Microteaching agar mengikuti tahapan tes selanjutnya , yaitu " Tes Wawancara " Setelahpenetapan nama-nama yang lolos tes tertulis, Timsel sangat berharap partisipasi dari masyarakat berupa masukan. MengikutiTest Potensi Akademik (TPA), TOEFL, Wawancara di PNJ Mengisi formulir Pendaftaran secara Online. Membayar biaya pendaftaran ke Bank Mandiri Bagi yang memenuhi persyaratan, dapat melakukan pendaftaran secara online melalui laman berikut : Lengkapi data pendaftaran hingga mencetak kartu peserta. 0yTJC. Kenapa MICE PNJ? Judul di atas merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering aku tanyakan ke diri sendiri dan google. Kenapa MICE PNJ? Kenapa harus nolak PTN di Bandung untuk MICE PNJ? Apa yang akan aku dapatkan ketika aku lulus dari MICE? Kurang lebih seperti itulah FAQku sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih MICE sebagai jenjang lanjutan pendidikan aku yang nantinya akan menentukan masa depan. Sebelum membahas lebih jauh tentang MICE enaknya aku jelasin dulu kali ya apa itu MICE? Jadi teman-teman, MICE itu adalah akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition yang merupakan sebuah bagian dari industri pariwisata yang melayani bidang pertemuan, konvensi dan pameran. Sederhanyanya, banyak orang mengartikan MICE ini sebagai Event Organizer. Dalam Undang-Undang, MICE ini merupakan bagian dari pariwisata, tapi di PNJ, MICE ini core utamanya adalah bisnis. Jadi para akademisi di PNJ lebih senang menyebut MICE sebagai Event Management atau Event Business. Kira-kira seperti itu sih menurutku. Aku tahu MICE secara ga sengaja dari internet. Jadi waktu itu aku menemukan tulisan tentang event management, karena pada saat itu tertarik dengan jurusan event, akhirnya memutuskan untuk menelusuri lebih jauh apa itu event management, aku kira event management ini termasuk bagian dari management. Setelah ditelusuri akhirnya ketemulah dengan website MICE PNJ, setelah itu makin penasaran-makin penasaran, aku cari alumni-alumni MICE diinternet dan nanya langsung MICE itu gimana sih dan bla-bla-bla. Setelah mendapatkan info yang cukup lengkap, aku makin yakin nih buat milih MICE. Dan hingga akhirnya ada yang nanya "Emang nanti mau jadi apa setelah lulus dari MICE?" and surprisingly aku jawab lancar banget dan udah kebayang nanti setelah lulus mau jadi apa. Aku cerita tentang pengalaman tes UMPN. Jadi MICE ini terdiri dari 2 tes masuk. Pertama, tes tertulis, dan kedua adalah tes interview. Tes tertulisnya terdiri dari Matematika, Ekonomi, Akuntansi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jumlahnya 100 butir soal. Setelah dinyatakan lolos di tahap ujian tulis, dilanjut dengan tes wawancara. yang ngewawancaranya dosen-dosen MICE PNJ. Pertanyaannya ga jauh seputaran MICE sih. Kalo emang udah ngerti banget tentang MICE, rasanya ga ada masalah sih pas tes wawancara itu. Dan sekarang, setelah satu semester belajar MICE, apa yang aku bayangin dulu tentang MICE ternyata bener semua, bahkan jauh lebih keren dari ekspektasi aku sebelumnya. Aku ngerasa tepat banget berada di sini dan sama sekali ga menyesal nolak PTN yang di Bandung. That's all, guys. Semoga bermanfaat ya. UPDATE Teman-teman, sebelum chat aku secara personal, ada baiknya untuk cek postku yang terbaru ya di sini! Kalau pertanyaan teman teman belum terjawab, teman-teman bisa kirim pesan ke kikiwidianti019 Terima kasih. Sumbangan PDB dari sektor pariwisata cukup tinggi. Masih perlu pembenahan di sektor MICE. Kampus mulai menggarap MICE sebagai program studi. - Industri pariwisata nasional terus menggeliat dan menunjukkan angka positif dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari data yang dimiliki Indonesia Investment, pada 2019, sektor pariwisata mampu menyumbang 15% dari produk domestik bruto dengan penerimaan negara berkisar di angka Rp 275 triliun dan mampu menyerap 15 juta tenaga kerja. Salah satu penyangga industri pariwisata yang cukup potensial adalah Meeting, Incentive, Convention, Exhibition atau MICE. Di sejumlah negara industri, MICE sering diartikan sebagai The Meetings Industry. Di Indonesia, kehadirannya boleh dikatakan terasa sejak 2013 ketika menjadi tuan rumah beberapa event internasional. Sejak saat itu, MICE dianggap menjadi potensi baru bisnis pariwisata nasional. Sebenarnya, MICE sudah lama dilirik sejumlah perguruan tinggi, terutama politeknik, untuk dijadikan program studi. Politeknik Negeri Jakarta PNJ yang pertama kali menelurkan Jurusan MICE di kampusnya sejak 2005. Toh, industri MICE di Indonesia memang masih kalah berkembang ketimbang negeri tetangga, Singapura. Salah seorang mahasiswa MICE PNJ, Azzahra Isnadifa diperkenalkan dengan MICE justru dari sanak saudaranya yang berada di negeri singa itu. “Awal tahu sih dari sepupu yang baru pulang dari Singapura,” ujarnya kepada Thea Fathanah Arbar dari GATRA. Dari situ, muncul ketertarikannya dengan bisnis MICE dan berniat untuk mendalami ilmunya di PNJ. “Setelah googling dan banyak bertanya memang MICE di PNJ ini adalah program studi terbaik se-Asia Tenggara,” katanya. Mahasiswa usia 19 tahun ini juga menjelaskan betapa sulitnya untuk bisa menduduki bangku kuliah di MICE. Awalnya, dia harus melewati tes tertulis dengan soal bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan ekonomi. Selepas itu dia masih harus melewati tes wawancara. “Di sini bahasa Inggris kita diuji,” katanya. Setelah kurang lebih setahun bergelut dengan dunia MICE, Azzahra mengakui banyak keuntungan yang diraih. Dia bisa mulai mengkoordinir acara, dan menyediakan pelayanan yang profesional. “Dan yang lebih menariknya lagi aku bisa tahu mengenai kepariwisataan Indonesia dan internasional,” katanya. Selain itu, MICE PNJ juga memberi mata kuliah seperti Pengantar Pameran, Marketing, Event Management Project, Bahasa Inggris, Akuntansi, Management Logistic, Dealing with Vendor, Registration, Bidding, Pengantar Konvensi, Correspondence, Event Technology dan masih banyak lagi. Walau begitu, Ketua Jurusan MICE PNJ, Etty Khongrat mengatakan masih banyak pihak yang belum memahami apa itu MICE.“Jadi, publik memahami MICE hanya sebagai leisure, hanya sebagai wisata jalan-jalan,” katanya kepada GATRA, Kamis 18/4 lalu. Untuk itu, maka publik perlu memahami apa sebenarnya MICE. Awalnya, PNJ pernah melakukan studi banding ke salah satu negara bagian di Australia. Di sana, dosen-dosen PNJ menyadari MICE sebagai industri sudah jauh berkembang. Sepulangnya ke tanah air, PNJ pun memutuskan untuk membentuk program studi MICE di bawah jurusan Administrasi Niaga. “Kami kumpul-kumpul dengan mereka industri MICE, mereka bicara dan kita catat untuk persiapan kurikulum mata kuliah,” katanya. Program studi MICE sebenarnya juga banyak diisi mahasiswa D3 yang ingin melanjutkan program S1. Maka ada mata kuliah yang bernama rekognisi pelajaran lampau. Bagi mahasiswa D3, mereka hanya perlu menyerahkan portofolio dan disetarakan dengan jumlah Satuan Kredit Semester SKS yang harus diselesaikan. Menurut Etty, perkuliahan di MICE pun berbasis diskusi. “Jadi kuliah dengan saling berdiskusi,” ujarnya. Sejak didirikan pada 2005, MICE PNJ mengalami perkembangan yang cukup baik. Tiap tahun, jurusan ini menerima dua kelas yang masing-masing diisi 30 orang mahasiswa. “Tahun lalu kita tambah lagi satu kelas karena industri pariwisata makin banyak,” ujarnya. Standar lulusan MICE PNJ pun sebenarnya cukup tinggi. Ada leveling yang harus bisa dicapai para mahasiswa. “Syarat lulus dari sini harus sudah uji kompetensi,” katanya. Standar bahasa Inggris yang ditetapkan PNJ harus mencapai minimal TOEFL 500 dan memiliki sertifikat kompetensi yang cukup. Dan juga, tugas akhir para mahasiswa MICE bukan berbentuk skripsi tapi business plan. Para mahasiswa pun tidak perlu khawatir dengan lapangan pekerjaan setelah selesai kuliah. Bahkan sejak masih duduk di bangku kuliah, mahasiswa MICE kerap mendapat kerja sampingan atau job training di perusahaan event organizer. “Sering juga belum selesai tapi terlalu asyik kerja, akhirnya kita harus sudahi job training nya,” ujarnya. Aditya Kirana Com este aplicativo, a câmera pode disparar uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial” Coincidindo com o recente lançamento do aplicativo de Monitoramento de Ocupação, desenvolvido para ajudar a implementar regras de distanciamento social, a Hanwha Techwin também apresentou um aplicativo de Detecção de Máscara Facial que ajudará ainda mais as empresas a operarem em um mundo afetado pelo COVID-19. Acredita-se que o uso de máscara impeça a propagação do COVID-19 e a peça já foi adotada como medida de segurança em muitos locais de trabalho. No entanto, a disponibilidade do aplicativo de Detecção de Máscara Facial não poderia acontecer em um momento melhor do que agora com a Organização Mundial da Saúde OMS recomendando o uso de máscaras faciais sempre que o distanciamento social for difícil. O governo do Reino Unido também está tornando obrigatório o uso de uma cobertura de rosto ao visitar ou trabalhar em unidades de saúde e ao usar o transporte público. O Reino Unido não está sozinho na introdução de regulamentos para garantir o uso de revestimentos faciais. Na Alemanha, por exemplo, é necessário fazê-lo em transporte público e durante as compras, e na Espanha todos os que têm mais de seis anos precisam usar máscaras em espaços públicos internos e externos quando não é fácil para as pessoas manterem mais de dois metros de distância. O aplicativo Detecção de máscara facial desenvolvido pelo parceiro de tecnologia da Hanwha Techwin, a2 Technology, para câmeras de plataforma aberta da linha Wisenet X. Com o uso de análise de vídeo para detectar se uma pessoa que entra em uma área está usando uma máscara, conta com um recurso para acionar a reprodução de uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial”. A mensagem de áudio é gerada por meio de um recurso de suporte de áudio embutido nas câmeras Wisenet X, negando a necessidade de um PC ou um dispositivo de armazenamento de áudio separado para ser instalado nas proximidades. Um cabo curto é tudo o que é necessário para conectar um alto-falante à câmera. Um recurso de saída de alarme também pode ser usado para ligar um dispositivo como um farol de aviso. O aplicativo, que detecta e analisa simultaneamente até 4 pessoas, pode detectar pessoas a uma distância de até 5 metros. Sem ser afetado por óculos, chapéus ou cachecóis consegue detectar se uma máscara não está sendo usada corretamente . Uma função de zoom digital, projetada para ser usada com câmeras de lente fixa, ajuda os instaladores a configurar o aplicativo para que ele se concentre em uma região específica do campo de visão de uma câmera, se ela for considerada muito ampla. Solução baseada em borda O aplicativo Detecção de máscara facial pode ser encomendado pré-carregado em modelos Wisenet X selecionados como uma solução pronta para uso. São eles Câmera caixa de rede XNB-6000 / MSK Câmera bullet IR de rede XNO-6080 / MSK Câmera domo de rede XND-6010 / MSK Câmera dome de rede resistente a vandalismo XNV-6011 / MSK Como é o caso de todas as câmeras Wisenet série X, esses modelos são equipados com slots de memória SD / SDHC / SDXC, permitindo que imagens associadas a incidentes de pessoas que não usam máscaras ou não as usem corretamente sejam armazenadas localmente. Há também a opção de armazenar as imagens em um servidor FTP. Gestão simplificada Uma interface baseada na Web permite que os usuários recebam alertas por meio de um PC de mesa. O aplicativo também foi integrado à plataforma Wisenet WAVE Video Management Software VMS que, com o recurso “Layout como ação”, permite que um layout de tela predefinido seja aberto automaticamente quando ocorrer um evento. Isso torna ainda mais fácil para os operadores verificarem se houve uma violação das regras de uso de máscaras. “O aplicativo de detecção de máscara facial é um excelente exemplo de como a tecnologia de vigilância por vídeo é capaz de ajudar as pessoas a conduzirem seus negócios todos os dias com segurança”, afirma Uri Guterman, chefe de produto e marketing da Hanwha Techwin Europe. “Com vidas em risco, entendemos completamente nossas responsabilidades em termos de oferecer soluções adequadas, como os aplicativos de Detecção de Máscara Facial e Monitoramento de Ocupação. Nas próximas semanas, continuaremos a trabalhar internamente e com parceiros de tecnologia escolhidos a dedo para desenvolver soluções práticas adicionais que ajudarão fortemente escritórios, fábricas, hospitais, galerias de arte e museus, locais de culto, instalações de transporte e muitos outros tipos empresas e organizações, para abrir com segurança suas portas ao público.” “Gue ngeliat, selama ini, kan, orang taunya jurusan yang belajar tentang event cuma humas atau komunikasi. Tapi setelah gue cari tau, ternyata ada, nih, jurusan yang khusus ngomongin tentang event, dan gue dulu jadi cuma tertarik daftar itu. Sama sekali nggak nyoba SBMPTN, karena gue udah passion di bidang MICE ini, dan gue tau MICE di PNJ Politeknik Negeri Jakarta, RED itu kualitasnya paling bagus,” beber Lutfi Dipa, mahasiswa semester 2 jurusan MICE di PNJ, sewaktu HAI ajak ngobrol beberapa saat lalu. Barangkali lo jadi pengen ngebayangin kayak apa ekspresi Lutfi waktu nyeritain keputusannya milih jurusan MICE, HAI bisa bilang kalo dia bener-bener berhasil mengekspresikan rasa bahagianya. Makanya lambat laun kami sadar, kalo Lutfi emang suka banget sama jurusan kuliah yang dia pilih ini, berikut dengan apa yang dia pelajari di dalamnya. Lah, terus apa urusannya sama kita? Well, before we talked too much, mungkin kita mesti tau dulu apa itu makhluk bernama MICE. So, yuk let’s go kita kenalan! Prospek ke depannya ternyata cukup kece, bro. Jadi gini, guys, menurut penjelasan Lutfi, bidang MICE tuh sekarang lagi jadi bidang yang berkembang dan lagi berusaha dikembangin banget di Indonesia. MICE sendiri merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition, yang nggak lain adalah jenis-jenis kegiatan yang tanpa kita sadari, berkaitan erat sama industri pariwisata. Lho, kok? Yap, di Indonesia sendiri, MICE emang berada di bawah penanganan Kementerian Pariwisata. Karena gampangnya gini. Anggaplah bidang yang lagi kita omongin sekarang adalah bidang yang berkutat seputar event management eits, bukan semata-mata event organizer, ya!. Nah, MICE ini merupakan bidang event management yang lebih fokus sama event-event yang mewadahi pertemuan atau perkumpulan banyak orang berskala besar, untuk kemudian mencapai satu kepentingan bersama. Kalo event skala besar ini diadakan di sebuah negara dan mengundang banyak tamu atau partisipan, tentu pariwisatanya juga yang jadi berkembang, dong? “Terus lo belajar cara bikin event macam pensi atau semacam bikin HAI Day gitu juga dong, Fi?” tanya HAI lebih lanjut. “Wah, kalo buat dosen-dosen gue, sih, acara-acara musik kayak pensi gitu, receh. Malah kita melajarin skala yang lebih tinggi lagi, skala nasional, kayak conference, pertemuan orang-orang penting, pameran, atau ya, semacam itulah,” tanggap cowok yang pernah jadi salah satu wartawan sekolah HAI ini. Hai Online Mengenal Program Studi MICE. Program Studi Yang Prospeknya “Seksi” Di Era Millenial! Lutfi, salah satu mahasiswa program studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Foto Jeanett Verica “Lah, serius banget dong? Lo sendiri kenapa bisa tertarik buat ngedalemin bidang ini?” tanya kami makin penasaran. “Jadi kan gue waktu SMA emang aktif di pensi, terus pernah belajar banyak pas jadi MSP My School Page, program wartawan sekolah HAI, RED, pernah bantuin di HAIDay juga, dan pernah liputan-liputan yang bikin gue pengen belajar tentang event. Gue ngeliat ini seru banget, dan nggak kerasa berat. Nggak kerasa capek. Pleasure aja buat ngelakuin itu, jadi ya udah,” terang Lutfi yang kemudian HAI tanggepin lagi, and so on, and so on. Of course, momen ngobrol bareng mahasiswa MICE satu ini pun terus berlanjut. Selain cuma ngobrol, Lutfi nyatanya juga berbaik hati buat sekalian nemenin HAI ngelilingin kampusnya di Depok. Konon menurut banyak sumber, pun dibenarkan sama dosen Lutfi, PNJ adalah salah satu kampus dengan program studi MICE terbaik se-Asia Tenggara, meski memang ada beberapa kampus lain juga yang udah mulai nawarin program studi ini. Program MICE di PNJ sendiri dibuka sejak tahun 2005, dan peminatnya selalu bertambah setiap tahun, seiring dengan makin bergaungnya industri MICE di Indonesia. Sayang, setiap memasukki tahun ajaran baru, jumlah mahasiswa yang diterima sama kampus cuma di kisaran 50-60 orang. Proses masuknya pun diatur dengan ketat sehingga artinya, proses pembelajaran di kampus ini sengaja dibuat seefektif mungkin lantaran nggak kebanyakan murid. Makanya, mahasiswanya pun jadi bisa berinteraksi satu sama lain, dan menurut Lutfi, it’s fun. Kenapa MICE? “Soal kerjaan nantinya, gue nggak worry ya. Mulai dari semester 3 nanti, gue juga udah jarang di kampus, karena mulai ditarikin ikut event-event sama alumni. Karena di sini kekeluargaan banget antar angkatan, nggak ada musuh-musuhan,” curhat mahasiswa angkatan 2016 ini bersemangat. Yap, selain ngasih gambaran soal MICE, Lutfi juga sempet nyeritain keyakinannya soal prospek kerjaan MICE ke depan. Kok bisa dia sampe nggak takut soal ladang kerja? Jawabannya, karena kampusnya sendiri udah punya perjanjian sama asosiasi-asosiasi MICE terkait, buat menyerap tenaga kerja ke industri MICE. Jadi, lulusan MICE hampir dapat dipastikan nggak bakal nganggur! “MICE itu setau gue punya dua asosiasi. INCCA Indonesia Congress And Convention Association, RED buat PCO Professional Conference Organizer, RED dan ASPERAPI Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia, RED buat PEO Professional Exhibition Organizer, RED. Dua asosiasi ini punya MoU sama MICE PNJ, dan mereka juga yang dulu ngebangun MICE PNJ, jadi lulusan MICE 100% pasti akan diserap sama industri. Industrinya balik lagi, yang gabung sama dua asosiasi itu,” repet cowok yang bercita-cita jadi promotor musik ini. Selagi ngelilingin kampus Lutfi, HAI juga diajak buat nemuin salah seorang dosennya, Ibu Dewi, yang juga merupakan kepala program studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Nah, waktu ngobrol sama Ibu Dewi ini, bocoran tentang MICE jadi lebih banyak lagi, sob. “KTT, yang kemaren pak Jokowi? Itu ada kali 50-60 orang dari semester 6 terjun semua,” bilang Ibu Dewi di sela-sela obrolan tentang prospek jurusan MICE. “Di sini industrinya sudah ada, jadi pasti diserap. Tapi di sini juga mahasiswa tidak dididik untuk jadi pegawai saja, melainkan juga untuk jadi wirausaha. Kebanyakan lulusan MICE, jarang yang mau jadi karyawan.” lanjutnya. Hai Online Mengenal Program Studi MICE. Program Studi Yang Prospeknya “Seksi” Di Era Millenial! Ibu Dewi, Kepala Program Studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Foto Jeanett Verica Ibu Dewi bilang, jurusan MICE ini –layaknya pengacara– juga bakal dikasih sertifikat tanda lulusan MICE, sehingga industri bakal bisa langsung tau kapabilitas seorang lulusan MICE. Jadi kalo lo bilang lulusan MICE bakalan sama aja sama orang yang belajar otodidak, you salah besar, bro! “Industri karena sudah dekat sama kita, dan mengakui kompetensi yang kita punya, akhirnya mereka hanya mau menggunakan SDM yang bersertifikat. Sertifikat itu kan dari Lembaga Sertifikasi Profesi, LSP itu kan bagian dari PNJ juga,” jelas Ibu Dewi. Intinya, sih, meski judulnya berkutat sama event, tapi MICE jangan dianggap sebelah mata. Biar ada yang bilang urusan event organizer atau event management bisa dipelajari secara otodidak, berkuliah di MICE bisa ngasih kamu nilai plus! Siapa Yang Cocok? Kalo ditanya siapa yang cocok buat masuk jurusan ini, pastinya mereka yang cocok adalah mereka yang suka sama segala hal di balik penggodokan sebuah event. Dan yang terpenting, orang yang berkuliah di jurusan ini mestilah mereka yang tahan banting, dan siap capek, serta emang suka banget sama bidangnya! “Kalo emang mau masuk MICE, kayaknya emang harus passion di bidang itu dulu. Kalo nggak, berat banget ngejalaninnya,” ucap Lutfi. Persis banget. Bahkan sebagai tambahan dari Ibu Dewi, orang-orang yang berkuliah di jurusan MICE mestilah orang yang gampang bersosialisasi, berbaur, bisa bekerjasama dalam sebuah tim, dan juga percaya diri. Kalo lo nggak ada di kategori ini, wahhh, better nggak usah masuk MICE, sih. Atau mau berusaha biar bisa masuk MICE? Well, jadilah orang yang tahan banting dan bisa bergaul di mana aja. Mengingat MICE bakalan berkembang selama beberapa tahun ke depan, nggak ada salahnya, lho, kita berusaha keras buat cocok di sini dan milih jurusan ini! PROMOTED CONTENT Video Pilihan Preciso baixar algo para usar esta ferramenta de teste de webcam?Não! Nossa ferramenta de teste de webcam online funciona diretamente no seu ferramenta de teste de webcam é realmente gratuita?Absolutamente! Nossa ferramenta de teste de webcam é 100% gratuita, sem custos dispositivos essa ferramenta de teste de webcam suporta?Nossa ferramenta de teste de webcam suporta computadores desktop, laptops, tablets e que minha webcam não está funcionando?Existem vários motivos pelos quais sua webcam pode não estar funcionando. Nossa ferramenta pode ajudá-lo a diagnosticar o problema e oferecer soluções para posso consertar minha webcam?Se sua webcam não estiver funcionando, nossa ferramenta pode ajudá-lo a diagnosticar o problema e oferecer soluções para resolvê-lo.

tes wawancara mice pnj