Tetapijuga meningkatkan kinerja. 3. Mendorong pertumbuhan pribadi tim dan profesionalisme kerja. Bertindak sebagai pelecut dan penyemangat tim adalah bagian penting untuk menjadi pemimpin yang baik dan efektif. Anda sebagai pemimpin yang baik harus berinvestasi dalam kesuksesan dan pertumbuhan tim.
Suarayang sabar, tulus, dan mau mendengarkan merupakan kunci kesuksesan dalam berkomunikasi lewat telepon. Orang yang ramah, wajahnya akan selalu disertai dengan senyuman. Karena dengan senyuman akan memacarkan keramahan. Hal ini dapat dirasakan oleh lawan bicara. Senyuman dan sikap ramah akan memberikan kesan yang baik serta simpatik.
BERBICARA( speaking) merupakan bagian dari komunikasi, selain mendengarkan ( listening) dan menulis ( writing ). Keterampilan berbicara ( speaking skills) menjadi kunci sukses dalam karier atau pekerjaan dan pergaulan sosial. Keterampilan Berbicara akan memudahkan penyampaian pesan secara lisan atau verbal. Kefasihan (Fluency) atau Kelancaran.
Kuncidari komunikasi verbal adalah pengolahan nada suara dan ekspresi wajah ketika menyampaikan pesan secara face to face. Kini dengan kemajuan teknologi yang ada, komunikasi dengan telpon semakin kerap diterapkan. Dengan metode ini maka yang menjadi andalan adalah pengolahan nada suara.
Andatidak membutuhkan terlalu ketat dalam menerapkan semuanya namun mengatur semuanya secara detail akan membantu mereka yang membutuhkannya ketika mereka perlu. Demikian kami menjelaskan dengan singkat tentang artikel dengan judul '6 Kunci Sukses Kolaborasi Jarak Jauh' yang kami rangkum dari beberapa sumber berita.
Orlando- Sebagai sebuah produk smartphone, BlackBerry terbilang sukses menyihir para pengguna ponsel untuk beralih padanya. Apa sebenarnya kunci sukses produk besutan Research In Motion itu? Menurut Mike McAndrews, Vice President Product Marketing RIM, kesuksesan perusahaan yang diperkuatnya tersebut dalam menjajakan BlackBerry tidak bisa ditentukan oleh satu hal saja.
Tidakdapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi. Dalam mengirim pesan, si pengirim melakukan proses encoding dan mengirimkan pesan kepada si penerima.
H8dCQLo. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pada dasarnya, setiap orang yang berkomunikasi berarti memiliki sesuatu yang harus didengar dan dipahami oleh orang lain yang diajak berkomunikasi. Untuk dapat mencapai tujuan itu, ada dua prinsip yang harus diperhatikan, yaitu prinsip keterjalinan dan prinsip keterpahaman. Kehadiran kedua prinsip ini dalam berkomunikasi akan sangat menentukan keberhasilan prinsip keterjalinan. Sebelum berkomunikasi, orang yang akan berkomunikasi harus yakin bahwa dirinya terkoneksi dengan orang yang diajaknya berkomunikasi. Sebelum bicara, kita harus melihat kesiapan lawan bicara kita. Kesiapannya itu tampak dari perhatiannya yang tertuju kepada kita, pandangan matanya, posisi tubuhnya, atau hal lain yang menandai perhatiannya kepada kita. Upayakan untuk tidak memulai pembicaraan jika dia belum siap karena isi pembicaraan kita cenderung tidak akan berbicara kepada satu orang, upaya menarik perhatian itu relatif mudah dilakukan. Lain halnya dengan ketika berbicara kepada banyak orang. Kita dituntut memiliki keahlian yang memadai. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian orang banyak. Misalnya, dengan meninggikan volume suara. Akan tetapi cara ini tidak cukup menarik perhatian dalam waktu yang cukup lama. Masalah ini dapat disiasati dengan cara menyampaikan hal-hal yang menarik dan melibatkan diri mereka. Carilah korelasi antara topik yang kita bicarakan dengan diri para pendengar kita. Mereka akan tertarik manakala isi pembicaraan kita berkenaan dengan kepentingannya. Pembicaraan yang tidak ada sangkut paut dengan dirinya atau dianggap tidak bermanfaat bagi dirinya, niscaya akan diabaikannya. Keterjalinan di antara pembicara dengan lawan bicara ini harus terus dijaga sampai pembicaraan berakhir. Berusahalah untuk senantiasa memberi kesempatan kepada lawan bicara kita untuk menjawab, menanggapi, menilai, menyanggah, atau menyampaikan pengalamannya yang relevan dengan topik yang sedang kita bicarakan. Cara ini merupakan cara yang paling jitu dalam memelihara perhatian lawan bicara kita. Jangan terlalu menguasai porsi pembicaraan, walaupun kita yang sebenarnya harus banyak berbicara. Jadi, lakukan pergantian peran berbicara, mendengarkan, berbicara, mendengarkan, dan seterusnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah sikap kita selaku pembicara. Setiap pembicara akan menarik lawan bicaranya apabila dia menghargai lawan bicara. Hargailah setiap lawan bicara tanpa memandang usia, kedudukan, atau kekayaannya. Orang yang merasa tidak dihargai cenderung tidak akan tertarik dengan isi pembicaraan kita kecuali dia akan mencari-cari kesalahan dalam pembicaraan keterjalinan ini harus terus dipelihara, setiap pembicara harus menyadari bahwa orang memiliki keterbatasan dalam memperhatikan sesuatu. Orang yang terlalu lama memperhatikan sesuatu pada saat tertentu akan sampai pada titik merasa jenuh. Sadarilah akan munculnya masalah ini. Carilah cara untuk menjaga perhatian mereka fokus kepada kita. Untuk itu pembicara harus menyiasatinya. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada pendengar, beri mereka waktu untuk memikirkan jawabannya. Mungkin di atra mereka ada mendiskusikan jawabannya. Berilah mereka waktu. Berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk menjawabnya. Hargailah setiap jawaban walaupun jawabannya tidak sesuai demngan yang berikutnya adalah memberi jeda atau intermezo dari berbicara. Misalnya, dengan menghentikan pembicaraan dan membiarkan pendengar kita saling berbicara di antara mereka. Setelah beberapa menit, kita bertanya, "Ngobrolnya sudah selesai?" lalu kita mulai berbicara prinsip keterpahaman. Tujuan orang berbicara adalah untuk dipahami. Pembicaraan yang gagal adalah pembicaraan yang isinya tidak dapat dipahami oleh lawan bicaranya. Untuk itu diperlukan beberapa syarat agar komukasi kita memenuhi prinsip keterpahaman. Gunakanlah bahasa yang sama-sama dipahami, baik oleh pembicara maupun oleh lawan bicara. Jika lawan bicara kita tidak bisa berbahasa Sunda, janganlah kita berbahasa Sunda. Jika lawan bicara kita tidak bisa berbhasa Indonesia, janganlah berbahasa Indonesia. Pokoknya, gunakan bahasa yang dikuasai oleh kita dan lawan bicara kita. Jika tidak, maka lawan bicara tidak akan paham maksud pula untuk tidak terlalu banyak menggunakan istilah-istilah asing yang diperkirakan belum diketahui oleh lawan bicara kita. Biasanya masalah ini akan mengganggu tingkat pemahaman terhadap isi pembicaraan, bahkan membuat mereka putus asa dan jadi tidak tertarik untuk mendengar pembicaraan. Jika terpaksa, berilah penjelasan yang cukup tetapi tidak membuat topik pembicaraan kita jadi berbelok arah. Untuk itu, kita dituntut untuk mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia dari setiap istilah asing yang akan kita ucapkan. Carilah maknanya di dalam kamus. Carilah pula contoh penggunaan istilah dalam kalimat. Pembicara juga harus menyadari bahwa keterpahaman terhadap isi pembicaraan itu ditentukan oleh dua hal, yaitu isi pembicaraan dan cara kita menyampaikannya. Dari segi isi pembicaraan. Isi pembicaraan kita harus menarik dan berada dalam jangkauan kepentingan mereka, sesuai dengan tingkat kecerdasan, wawasan, serta pengalaman mereka. Membicarakan jenis dan macam penyakit dari segi proses kimia dan sistem metabolisme tubuh manusia kepada para petani desa yang tingkat pendidikannya rendah, tentu akan membuat pembicaraan jadi terlalu berat untuk diikuti. Mereka tidak akan tertarik karena isi pembicaraan jadi terlalu sulit dicerna dan dipahami. Mereka akan putus asa dan meninggalkan kita. Harus pula dipahami bahwa ruang lingkup pembicaraan kita harus dibatasi untuk menjaga agar pembicaraan kita tidak terlalu luas dan tidak fokus. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Komunikasi adalah kunci merupakan sebuah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan pentingnya komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Ungkapan ini mengandung makna bahwa komunikasi yang efektif dan baik merupakan kunci keberhasilan, pemahaman, dan hubungan yang baik antara individu ataupun kelompok. Dalam konteks interpersonal, komunikasi yang efektif memiliki peran penting dalam membantu orang-orang saling memahami, bertukar informasi, menyampaikan pikiran dan perasaan, serta membangun hubungan yang kuat. Ketika komunikasi terjadi dengan baik, kesalahpahaman dapat dihindari, masalah dapat diselesaikan, dan hubungan menjadi lebih harmonis. Di lingkungan kerja, komunikasi yang efektif sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Kolaborasi yang baik, koordinasi yang tepat, dan pemahaman yang jelas antara tim dan rekan kerja dapat membantu meningkatkan produktivitas, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Selain itu, dalam bidang bisnis, komunikasi yang baik menjadi kunci dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya. Komunikasi yang jelas, persuasif, dan menginspirasi dapat membantu membangun kepercayaan, menjual produk atau layanan dan mempengaruhi opini publik. Dalam konteks sosial dan politik, komunikasi yang baik memiliki peran penting dalam membentuk persepsi dan mempengaruhi pemikiran masyarakat. Pemimpin yang efektif sering kali adalah orang yang dapat berkomunikasi dengan baik, mengartikulasikan visi, dan menggerakkan orang lain untuk tindakan yang demikian, "komunikasi adalah kunci" mengingatkan kita bahwa untuk mencapai kesuksesan, baik dalam hubungan personal, profesional, bisnis, ataupun sosial, sangat diperlukan keterampilan komunikasi yang efektif. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
kunci kesuksesan dalam berkomunikasi lewat telepon adalah